Friday 28 June 2013

Konsep Diri dalam komunikasi interpersonal

Konsep ini merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingka laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya “Hubungan konsep diri dengan prilaku mungkin dapat di simpulkan dengan ucapan para pengajur berfikiran positif:
“you dont’t think what you are,you are what you think.”
Komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep yang dimiiki oleh individu masing-masing (positif atau negatif). Sebagai peminat komunikasi, kita mampu mengetahui tanda-tanda konsep diri yang positif dan negative.

Menurut William D. Brooks dan Philip emmert ada empat yang memiliki konsep diri dalam komunikasi interpersonal yang negative yaitu :
Pertama, ia peka tehadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan dengan kritik yang di terimanya, dan mudah marah atau naik pitam. Bagi orang ini,koreksi sering kali di presepsi sebangai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam komunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cendrung menghindari dialog yang terbuaka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi atau logika yang keliru
Kedua, orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian. Walupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu meneripa pujian. Buat orang yang seperti ini, segala macam embel-embel yang menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatiannya
Ketiga, orang yang memiliki konsep diri negatif, senang terhadap pujian, bersifat hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, memcela, atau meremehkan apapn dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.[22]
Keempat, orang yang memiliki konsep diri negatif,cendrung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak di perhatikan,karna itu lah mereka beraksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Ia tidak akan pernah mempersalahkan dirinya,tetapi menganggap dirinya sebangai korban dan sistem sosial yang tidak beres.
Kelima, orang yang memiliki konsep diri negatif, bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia mengaggap tidak akan berahaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

Yang selanjutnya konsep diri yang bersifat positif yaitu memiliki beberapa ciri :
  • Ia selalu yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
  • Ia merasa setara dengan orang lain
  • Ia menerima pujian tanpa rasa malu
  • Ia menyadari bahwa setiap orang mempuyai berbagai perasaan keinginan dan perilaku yang tidak disetujui oleh masyarakat
  • Ia mampu memperbaiki dirinya
D.E.Hamachek menyebutkan sebelas karakteristik orang yang mempunyai konsep diri positif, yaitu :
  • Ia menyakini betul-betul nilai-nilai dan prindip-prinsip tertentu bersedia mempertahankannya,walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat. Tetapi dia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsip-prinsip itu bia pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah.
  • Ia mampu bertindak berdasarka penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang yang berlebih-lebihan, atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya.
  • Ia tidak banyak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk apa yang akan terjadi besok, apa yang terjadi di waktu yang lalu, dan apa yang terjadi di waktu sekarang.
  • Ia memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan waktu ia mengalami kegagalan atau kemunduran.
  • Ia merasa sama dengan orang lain, sebangai manusia tidak tinggi atau rendah,walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu,latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya.
  • Ia sanggup menerima dirinya sebangai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain,paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebangai sahabatnya.
  • Ia dapat menerima pujian tanpa berpura-pura renda hati,dan merima penghargaan tanpa merasa bersalah.Ia cendrung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
  • Ia sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbangai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah hingga cinta,dari peraan sedih ingga bahagia, dari kekcewwaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula.
  • Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbangai kegiaan yang meliputi pekerjaan,permainan,ungkapan diri yang kreatif,persahabatan hingga sekedar mengisi waktu.
  • Ia peka kepada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah di terima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan pengorbanan orang lain.
sumber :
http://syauquljazil.wordpress.com/2013/01/06/pengaruh-persepsi-interpersonal-dan-konsep-diri-dalam-komunikasi-interpersonal/

Thursday 27 June 2013

ulasan singkat ANDRAGOGI

A. Pengertian

berasal dari bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Kemudian dirumuskan sebagau “Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar”. 
Andragogi lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa, cacat atau tidak cacat secara berkelanjutan.


B. Andragogi dan Pedagogi

Untuk memahami perbedaan antara pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi yang telah dikemukakan, harus dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar, yaitu :

1. Citra Diri

Dalam masa dewasa ini, seseorang telah memiliki dorongan hati untuk belajar terus berkembang dan seringkali justru berkembang sedemikian kuat untuk terus melanjutkan proses belajarnya tanpa batas. Implikasi dari keadaan tersebut adalah dalam hal hubungan antara guru dan murid. Pada proses andragogi, hubungan itu bersifat timbal balik dan saling membantu. Pada proses pedagogi, hubungan itu lebih ditentukan oleh guru dan bersifat mengarah.

2. Pengalaman

Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah, seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya.
Pada proses andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih bersifat diskusi kelompok, simulasi, permainan peran dan lain-lain. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.

3. Kesiapan Belajar

Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai fasilitator.

4. Nirwana Waktu dan Arah Belajar

Arah pencapaian andragogi adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik, suatu tujuan yang sengaja diciptakan, suatu pengalaman pribadi, suatu pengalaman kolektif atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini. Untuk menemukan “dimana kita sekarang” dan “kemana kita akan pergi”, itulah pusat kegiatan dalam proses andragogi. Maka belajar dalam pendekatan andragogi adalah berarti “memecahkan masalah hari ini”, sedangkan pada pendekatan pedagogi, belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.

Andragogi dapat disimpulkan sebagai :

1. Cara untuk belajar secara langsung dari pengalaman

2. Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu

3. Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.


C. Prinsip-prinsip Belajar untuk Orang Dewasa

1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan

2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.

3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis

4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik

5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup

6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar

7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.



D. Karakteristik Warga Belajar Dewasa


1. Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.

E. Karakteristik Pengajar Orang Dewasa 

Seorang pengajar orang dewasa haruslah memenuhi persyaratan berikut :


1. Menjadi anggota dari kelompok yang diajar

2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar

3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya

4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain

5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.

6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya

7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan

8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang

9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang

10. Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar”

11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif dan positif.



sumber : http://www.andragogi.com/document/andragogi.htm 

Tuesday 11 June 2013

Sepuluh Cara Olahraga Otak



Olahraga otak sama pentingnya dengan olahraga tubuh. Dengan olahraga otak, akan terbentuk saraf baru yang dapat melindungi terhadap gejala demensia atau kepikunan. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk olahraga otak.

Berikut 10 cara melatih atau olahraga otak:

1. Membiasakan aktif menjadi kidal (aktif tangan kiri) dan juga kanan



Lakukan tugas dengan tangan non-dominan, jika biasanya dominan tangan kanan maka gunakan tangan kiri (kidal) dan sebaliknya. Contohnya saat menggunakan mouse komputer, menyikat gigi dan mengikat sepatu dengan arah yang berlawanan. Menurut Franklin Institute, jenis latihan ini dapat memperkuat hubungan saraf yang ada dan bahkan membentuk saraf baru.





2. Membaca

Membaca dapat melenturkan otot-otot otak, baik bacaan ringan (seperti komik atau majalah) maupun bacaan untuk informasi. Dan menurut studi Dr Nikolaos Scarmeas padaa tahun 2001, membaca dapat membantu membangun ‘cadangan kognitif’ untuk menunda timbulnya demensia.





3. Bermain puzzle atau teka-teki silang

Teka-teki silang, puzzle, Sudoku dan jenis puzzle lainnya, dapat melatih otak khususnya otak kiri, menurut pusat pelatihan kognitif LearningRx. Tambahkan strategi baru untuk mengefektifkan latihan otak, misalnya memecahkan teka-teki silang dengan tema yang tidak biasa.


4. Bermain permainan strategi




Permainan strategi seperti catur, monopoli atau game komputer lainnya, akan menggunakan otak kanan yang dapat membantu orang untuk lebih berpikir kreatif.




5. Ubah rutinitas


Menurut Lawrence Katz, profesor Neurobiologi di Duke University Medical Center, mengubah rutinitas dan cara-cara hidup baru dapat mengaktifkan koneksi otak yang sebelumnya tidak aktif. Latihan yang bisa dilakukan misalnya, mandi dengan mata tertutup atau mengatur ulang kantor atau meja.



6. Belajar bahasa asing


Dengan belajar bahasa asing akan mengaktifkan bagian otak yang belum digunakan sejak Anda mulai berbicara. Sebuah studi tahun 2007 di York University di Toronto, menemukan bahwa penggunaan beberapa bahasa dapat meningkatkan suplai darah ke otak untuk menjaga kesehatan koneksi saraf.







7. Menikmati musik


Selain mendengarkan musik, belajar juga untuk memainkan instrumen musik. Para ahli juga merekomendasikan untuk mengaktifkan dua indera sekaligus, seperti mendengarkan musik dan mencium bunga.








8. Latihan fisik



Latihan fisik juga dapat meningkatkan kesehatan otak, karena dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Menurut Stanford Center on Longevity and the Max Planck Institute for Human Development, latihan fisik dapat meningkatkan perhatian, penalaran dan memori.






9. Hidup sosial




Otak dapat dilatih dengan menjalani kehidupan sosial Anda, misalnya dengan mengunjungi teman. Sebuah studi 2006 oleh Dr David Bennett dari Rush University Medical Center menemukan bahwa memiliki jaringan sosial dapat memberikan perlindungan terhadap gejala klinis penyakit Alzheimer.




10. Mencari hobi baru





Tantang otak untuk belajar keterampilan baru atau hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Jika Anda bukan seniman, cobalah untuk belajar melukis atau memahat. Jika Anda bisa bermain piano, belajarlah memainkan gitar. Temukan sesuatu yang baru dan menarik untuk dapat menjaga otak tetap aktif.



Friday 7 June 2013

Tugas Observasi E-learning





A.    Identitas Sekolah

·         Nama Sekolah             : SMA NEGERI 13 MEDAN
·         Alamat Sekolah           : Jalan Brigjen Zein Hamid KM 7 Titi Kuning , Medan Johor, Sumatera Utara          
·         Telpon                         :  (061) – 7869928
·         Website                       : sman13-mdn.sch.id
·         Uang Sekolah              : Rp. 100.000,- / bulan
·         Konsep E-learning       : Online (Koneksi Internet dan Wi-Fi) dan Offline (Media Presentasi)
·         Tahun E-learning          : 2009

B.      Uraian Aktivitas Observasi

·         Hari pelaksanaan           : Kamis, 23 Mei 2013
·         Waktu pelaksanaan        : 08.00 – 11.00 WIB (150 menit)
·         Pembagian Tugas           :  setiap dua anggota kelompok memasuki satu kelas
·         Narasumber                   :    -      Muhammad Irfa Qodri                   (Ketua Osis)
                -            Raden Ayu  E.P.                          (Wakil Ketua I)
                 -           Nia Adriani                                   (Wakil Ketua II)
                   -           Mhd Syariful Muharrami Hrp        (Sekertaris Osis I)
                   -           Nadhila Atika Putrie                    (Bendahara Osis I)

C.      Laporan Hasil Observasi

                                I.            Pendahuluan

SMA Negeri (SMAN) 13 Medan, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 13 Medan ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebelumnya dengan KBK. Berbagai fasilitas dimiliki SMAN 13 Medan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang dimiliki oleh sekolah ini sendiri diantaranya Ruang kelas, Lapangan Sepakbola dan Basket, Ruang UKS, LapanganVoli, Perpustakaan, Kantin, dan Ruang Laboratorium (Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa, Komputer ).

                              II.            Landasan Teori

sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan media elektronik dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu E-learning. Teknologi informasi yang dimaksudkan sebagai sumber materi siswa dalam mengikuti pelajaran yang dapat dilakukan secara online maupun offline. Dimana sumbernya berasal dari website, internet, intranet, rekaman DVD maupun berupa slide melalui presentasi. Namun dewasa ini kebanyakan sistem E-learning yang digunakan di  sekolah maupun universitas adalah dengan media offline berupa presentasi materi yang dibawakan oleh beberapa orang dalam sebuah kelompok. Hal tersebut juga didukung oleh sumber informasi online dimana para pengajar bisa membagikan bahan materi maupun pengarahan melalui grup-grup di jejaring sosial. Ini membuat proses belajar mengajar menjadi semakin efisien dan dinamis.
Keuntungan menggunakan E-learning sendiri dalam proses belajar mengajar diantaranya :
-  menghemat waktu proses belajar mengajar
-  mengurangi biaya perjalanan
- menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku)
-  menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
-  melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Namun E-learning sendiri juga memiliki kelemahan jika siswa tidak bisa menemukan peran pentingnya dalam pembelajaran serta komunikasi yang kurang antara pengajar dan siswa maupun antar sesama siswa bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar. Kelemahan lain yang dapat timbul yaitu :
- Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis (komersial).
- Berubahnya peran dosen atau guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan TIK.
- Proses belajar dan mengajarnya yang lebih cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
-  Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
- Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
- Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet
- Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

                            III.            Objek Penelitian

Objek yang menjadi sumber observasi adalah siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 13 Medan khususnya para siswa kelas X-9, XI IPA-1, dan XI IPA-2.

                            IV.            Laporan Penelitian

-          Teori Belajar
Teori belajar yang diterapkan oleh sekolah ini sendiri yaitu Behavioral dan kognitif sosial. Maksudnya disini pengajar atau guru menerapkan sistem reward-punishment serta adanya self-regulated dari siswa sendiri berupa pengkontrolan diri sendiri tanpa harus diberikan reward dengan menggunakan cara-cara tertentu oleh siswa itu sendiri.
-          Orientasi belajar
Orientasi belajar yang digunakan pada sekolah ini masih menggunakan sistem TCL (Teacher-Centered Learning) dan SCL (student-centered Learning) dimana menggunakan prinsip cooperative learning yaitu dalam proses pembelajaran,tugas, soal serta materi masih diberikan oleh guru dan peran siswa mengerjakan serta mencari bahan materi tanpa harus dipresentasikan secara berkelompok melainkan melalui pendapat pribadi dari hasil materi yang didapat. Siswa dituntut untuk bernalar sesuai pemikirannya terhadap masalah ataupun materi yang diberikan.
-          Motivasi belajar
Motivasi yang ditanamkan oleh guru sendiri kepada muridnya yaitu Motivasi Ekstrinsik, karena disini peran guru sebagai pengingat dan juga pendorong dalam meningkatkan kemauan belajar siswanya, yang merupakan suatu rangsangan dari luar, dimana dorongan yang diberikan dalam aktivitas belajar tidak secara mutlak berhubungan dengan pelajaran tersebut.
Motivasi ekstrinsik sendiri juga dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti pemberian imbalan atau hukuman.
-          Manajemen Kelas
Setiap kelas rata-rata terdiri dari 40-46 orang dimana jumlah siswa yang semakin banyak pada suatu kelas dapat menurunkan daya konsentrasi dan semangat belajar serta motivasi yang diberikan. Ruangan kelas sendiri menggunakan gaya penataan auditórium, dimana  semua murid duduk menghadap guru.

D.      Rangkuman Hasil Observasi

Rangkuman menurut Kelompok

Penerapan E-learning pada sekolah dapat memberikan keuntungan baik untuk siswa maupun guru atau pengajar, karena efektif dan efisien pada proses pembelajaran dimana akan sejalan dengan perkembangan teknologi. Disini E-learning sekolah dapat menghemat biaya pendidikan khususnya pada pengadaan buku, peralatan praktek belajar dan infrastruktur alat tulis. Dilain hal, dapat menghemat jam pengajaran guru kepada siswanya sehingga aktivitas sehari-hari tidak terserap sepenuhnya oleh kegiatan sekolah, penguasaan guru terhadap teknologi menjadi semakin berkembang, serta guru dan siswa dapat menyesuaikan metode pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan konsep E-learning (apakah otoritatif atau demokratis).
Materi diberikan melalui presentasi slide dimana guru sebaiknya menambahkan animasi atau gambar yang membuat isi slide terkesan tidak terlalu monoton.
Manajemen kelas sendiri pada sekolah tersebut kebanyakan menerapkan gaya auditórium sehingga perlunya pengubahan penataan kelas kemungkinan dapat meningkatkan motivasi siswa pada pelajaran.

Rangkuman Pribadi 

Konsep E-learning yang baru diterapkan belum sepenuhnya berjalan aktif karena sistem pengajaran yang digunakan masih bersifat semi SCL (student-centered Learning) dimana guru masih berperan dalam pemberian tugas atau materi, soal serta pemberian motivasi dalam belajar. Siswa diajarkan untuk memahami materi bukan hanya sebatas menghafal dan mengerjakan semata, siswa sering diberikan tugas mandiri terstruktur agar dapat lebih memahami tetang materi tersebut serta materi yang disampaikan kebanyakan menggunakan media offline melalui presentasi slide yang disampaikan oleh guru. Manajemen kelas yang sering diterapkan oleh guru kebanyakan bergaya auditórium serta efektivitas motivasi yang diberikan secara ekstrinsik belum dapat menyebar rata kepada seluruh murid.
Walaupun begitu teori belajar yang dilakukan oleh guru-guru sudah mulai berpindah dari behavioral menjadi semi behavioral- kognitif sosial dimana selain diberikan imbalan atau hukuman atas perilaku yang dilakukan siswa, mereka juga dibiarkan untuk dapat melatih diri dalam mengontrol perilakuna sendiri tanpa ada campur tangan dari guru yang sedang mengajar.


E. Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi

Eka Sartika - 121301007 : Pelaksanaan observasi kelompok kami sempat tertunda beberapa hari dikarenakan mencari waktu yang tepat dan tidak bertabrakan dengan jadwal kuliah. Tapi akhirnya, mau tidak mau harus ada yang dikorbankan. Selama pelaksanaan observasi, saya cukup senang karena ini adalah pertama kalinya saya melakukan observasi dan dilakukan di luar kampus. Awalnya, saya merasa sangat canggung berhadapan dengan pihak sekolah dan siswa-siswi SMA Negeri 13 Medan. Dan saya bisa mengatasinya karena pihak sekolah dengan senang hati menerima kami. Selain itu, selama proses observasi, siswa-siswi SMA Negeri 13 Medan sangat kooperatif. Saya mengucapkan terima kasih kepada SMA Negeri 13 Medan yang telah membantu dalam penyelesaian tugas Psikologi Pendidikan , yaitu observasi mengenai penggunaan E-Learning.

Nanda Rizkita br Milala – 121301025 : Pelaksanaan observasi beberapa hari yang lewat yang lalu sangat menyenangkan, walupun ada sedikit masalah dijam kuliah yang bentrok dengan pelaksanaannya, tapi itu tak masalah buat kelompok kami. Sesampainya di SMA 13 Medan kami lagsung di berikan kesempatan untuk mengobservasi dalam kelas. Awalnya, saya merasa sedikit malu dengan siswa/i SMA Negeri 13 Medan. Dan akhirnya saya terbisa karena siswa/i disana sangat saling menghargai kami . mereka juga dengan senang hati untuk menerima kami. Saya dan kelompok saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh SMA 13 Medan, terutama staf-staf guru, kepala sekolah, dan siswa/i yang membantu kami dalam menyelesaikan tugas Psikologi Pendidikan.

Muthia Audina – 121301029 : Ada banyak kesan-kesan yang tercipta dengan sangat natural pada saat proses observasi, bahkan sebelum menuju hari H juga ada sesuatu yang menjadi salah satu pembelajaran, dan inilah pengertian sesungguhnya belajar itu. Sebelum hari observasi diputuskan, sangat banyak pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan, semapt tertunda. Kita tidak bisa menjadi manusia yang mengagungkan ego untuk sebuah karya yang notebenenya adalah salah satu tugas kelompok, ini bukan sekedar menyamakan persepsi, tetapi melatih untuk mendengarkan orang lain, dan mencari jalan keluar yang hasil fixnya tidak akan merugikan satu sama lain. Inilah urgensi dari kerja kelompok, hasil akan ditanggung bersama, dan tidak ada yang tidak memiliki resiko ketika kita memutuskan sesuatu untuk menjadi pilihan kita.
Setelah melewati begitu banyak proses belajar, akhirnya terlaksana juga observasi pendidikan kami di SMA NEGERI 13 MEDAN. Menemui wajah-wajah baru, mendapatkan ilmu-ilmu kehidupan. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kami kesempatan dan melancarkan proses ovservasi ini. Terimakasih untuk semua yang berpartisipasi dalam membantu pembuatan tugas observasi mata kuliah Psikologi Pendidikan ini, sehingga terpampang nyata dan telah selesai dihadapan Anda. Khususnya Ibu Filia Dina Anggaraeni yang dengan senantiasa membimbing, mengarahkan, serta menghadapkan kami untuk sesuatu pengalaman yang baru, benar-benar baru, lalu bapak Aswan yang dengan senang hati membuatkan surat untuk keberlangsungan observasi kami ini, pihak sekolah SMA NEGERI 13 MEDAN yang bersedia menjadi objek observasi kami, dan makhluk-makhluk Tuhan lainnya yang tidak akan tersebutkan satu per satu di sini.

Nuraini – 121301067 : Selama saya melakukan observasi, saya bisa tahu hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan ketika hendak memulai observasi tersebut, etika serta yang harus dilakukan ketika mengobservasi objek tsb. Hal-hal yang diobservasi juga menuntut ketelitian dan focus. Disamping itu saya juga senang ketika melakukan observasi tsb, karena saya bisa merasakan suasana kelas saat SMA sehingga semakin meningkatkan mood saya terhadap observasi yang dilakukan.


F. Dokumentasi









suasana belajar siswa-siswi SMAN 13 medan



wawancara yang dilakukan pada narasumber


Oleh: Kelompok 5
Eka Sartika - 121301007
Riza Indri Sri Metami Barus - 121301011
Triana Hamidah - 121301017
Nanda Rizkita - 121301025
Muthia Audina - 121301029
Nuraini - 121301067